Lima Langkah Sukses Memulai Bisnis - Apakah
anda pernah bermimpi untuk menjadi pebisnis yang sukses hanya dalam
waktu beberapa tahun? Mungkinkah untuk menjadi pebisnis yang sukses dapat
dicapai hanya dalam waktu sekejap? Tidak ada yang tidak mungkin, jika anda
memang tekun, ulet,tidak pernah menyerah dan punya sedikit keberanian. Dibawah
ini Lima Langkah Sukses Memulai Bisnis:
Kamis, 31 Januari 2013
3 (tiga) UKM sukses menembus pasar Internasional
Pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia terbilang cukup baik. Namun
demikian, belum semua UKM yang bisa memaksimalkan peluang dan kesempatan yang
ada untuk meningkatkan dan memperluas pasarnya.
Sabtu, 26 Januari 2013
Google ajak UKM sapa pelanggan di dunia maya
Internet
menjadi media yang tak terelakkan di era teknologi komunikasi saat ini. Beragam
bentuk informasi dan promosi kini sudah tersedia di internet. Untuk itu, Google
Indonesia mengajak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk ikut memanfaatkan
internet sebagai media promosi.
"Apabila
UKM masuk ke ranah online, maka akan bermanfaat juga ke semua orang," kata
Krishna Zulkarnain, Country Marketing Manager Google Indonesia di Jakarta, Rabu
(23/1).
Krishna
bilang, artinya online (internet) akan menjadi media awal bagi masyarakat untuk
mengetahui suatu produk. Misal, jika ada yang ingin membeli sepatu, pembelinya
terlebih dahulu mencari informasi di internet, habis itu baru mendatangi
penjualnya.
"Kalau
tidak masuk ke ranah online, maka konsumen tidak akan tahu produk-produk yang
dijual oleh UKM itu.
Jumat, 25 Januari 2013
Rahasia mendapatkan Penghasilan dari bisnis Internet
* Bisnis online itu Mudah dan
Santai. cukup dengan klik sana-sini, ketik kalimat ini kalimat itu dan setelah
itu selesailah sudah. Kita juga bisa mengerjakannya dengan sambil nonton TV,
dengar music, sambil minum teh dan anda juga tidak perlu jauh-jauh pergi ke
kantor dan terjebak macet dijalan. Anda juga tidak akan dimarah-marahin Majikan.
Pajak UKM Bertentangan dengan Semangat Kewirausahaan
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
Raja Sapta Oktohari memprotes rencana pengenaan pajak pada usaha kecil menengah
(UKM). Menurutnya, pajak tersebut bertentangan dengan semangat penciptaan
wirausaha di Indonesia.
"Kita lihatnya sekarang itu perlu stimulus untuk menciptakan UKM untuk
meningkatkan daya saing nasional. Jadi harusnya justru diberikan privilege
untuk UKM.
Kamis, 24 Januari 2013
Google Genjot UKM Pasarkan AdWords
Hampir
setahun Google membuka kantor perwakilannya di Indonesia. Perusahaan yang
bermula dari mesin pencarian itu pun ingin menambah jumlah pemasukan dari
bisnis iklan online miliknya itu di Indonesia.
Usaha kecil dan menengah (UKM) dinilai Google sebagai pasar potensial. Perusahaan yang berpusat di Silicon Valley itu yakin sektor UKM bisa berkembang sangat baik di dunia online.
Usaha kecil dan menengah (UKM) dinilai Google sebagai pasar potensial. Perusahaan yang berpusat di Silicon Valley itu yakin sektor UKM bisa berkembang sangat baik di dunia online.
Manfaat belanja ditoko ONLINE
Manfaat belanja ditoko ONLINE - Ya,
memang fakta Ketika kita berbelanja dipasar pasar tradisional kadang kita
sering menyia-nyiakan waktu sampai berjam jam bahkan seharian dan SANGAT
melelahkan, pada akhirnya kita sering dipisahkan oleh jarak dan waktu, namun
setelah adanya perdagangan yang dibangun dengan tekhnologi internet/ online,
orang orang yang sudah menggunakan system ini merasa aman dan NYAMAN dalam
bertransaksi jual beli
Rabu, 23 Januari 2013
Sejarah Prabu Siliwangi Jawa Barat
Sejarah Prabu Siliwangi Jawa Barat - Siapakah
Prabu Siliwangi itu? Apakah dia leluhur orang Sunda ? dan Benarkah dia seorang
raja ?
Ikuti
Kisah nya disini :
Sri
Baduga Maharaja (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pajajaran, yang
memerintah selama 39 tahun (14821521). Pada masa inilah Pakuan mencapai puncak
perkembangannya.
Dalam
prasasti Batutulis diberitakan bahwa Sri Baduga dinobatkan dua kali, yaitu yang
pertama ketika Jayadewata menerima tahta Kerajaan Galuh dari ayahnya (Prabu
Dewa Niskala) yang kemudian bergelar Prabu Guru Dewapranata.
Menelusuri asal muasal Orang SUNDA
Menelusuri
asal muasal Orang SUNDA - Sudah
sejak tahun 1950-an orang Sunda gelisah dengan sejarahnya.
Lebih-lebih generasi sekarang, mereka selalu mempertanyakan, betulkah sejarah
Sunda seperti yang diceritakan orang-orang tua mereka?
Katanya, kekuasaannya
membentang sejak Kali Cipamali di timur terus ke barat pada daerah yang disebut
sekarang Jawa Barat dengan Prabu Siliwangi sebagai salah seorang rajanya yang
bijaksana.
Betulkah?
Sejarah Sunda memang tidak banyak berbicara dalam percaturan sejarah nasional.
"Yang diajarkan di sekolah, paling hanya tiga kalimat," kata Dr Edi
Sukardi Ekadjati, peneliti, sejarawan dan Kepala Museum Asia Afrika di Bandung.
Isinya singkat saja hanya mengungkap tentang Kerajaan Sunda dengan Raja Sri
Baduga di daerah yang sekarang disebut Jawa Barat, lalu runtuh. Padahal,
kerajaan dengan corak animistis dan hinduistis ini sudah berdiri sejak abad
ke-8 Masehi dan berakhir eksistensinya menjelang abad ke-16 Masehi.
Kisah-kisahnya
yang begitu panjang, lebih banyak diketahui melalui cerita lisan sehingga sulit
ditelusuri jejak sejarahnya. Tetapi ini tidak berarti, nenek moyang orang Sunda
di masa lalu tidak meninggalkan sesuatu yang bisa dilacak oleh anak cucunya
karena kecakapan tulis-menulis di wilayah Sunda sudah diketahui sejak abad ke-5
Masehi. Ini bisa dibuktikan dengan prasasti-prasasti di masa itu.
Memang
peninggalan karya tulis berupa naskah di masa itu hingga kini belum dijumpai.
Tetapi setelah itu ditemukan naskah kuno dalam bahasa dan huruf Sunda Kuno,
yakni naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian yang selesai disusun tahun 1518
M dan naskah Carita Bujangga Manik yang dibuat akhir abad ke-15 atau awal abad
ke-16. Suhamir, arsitek yang menaruh minat besar dalam sejarah Sunda menjuluki
naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian sebagai "Ensiklopedi Sunda".
Naskah-naskah
lainnya adalah Cariosan Prabu Siliwangi (abad ke-17 atau awal abad ke-18), Ratu
Pakuan, Wawacan Sajarah Galuh, Babad Pakuan, Carita Waruga Guru, Babad
Siliwangi dan lainnya.
NASKAH
Sanghyang Siksa Kana Ng Karesian dan Carita Bujangga Manik disusun pada zaman
Kerajaan Sunda-Pajajaran masih ada dan berkembang. Karena itu, dilihat dari
kacamata sejarah, kedua naskah tersebut bisa jadi sumber primer. Sedangkan
naskah-naskah lainnya yang disusun setelah Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh
termasuk sumber sekunder. Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh pada tahun 1579.
Kedua
naskah tersebut ditulis dengan bahasa dan huruf Sunda Kuno. Sedangkan naskah
lainnya ada yang ditulis dengan bahasa dan huruf Jawa, bahasa dan huruf Arab,
bahasa Jawa-Sunda atau huruf Jawa tapi bahasanya bahasa Sunda seperti naskah
Carita Waruga Guru dan bahasa Melayu dan huruf Latin. Sampai tahun 1980-an,
pembuatan naskah Sunda masih terus berlangsung meskipun dalam bentuk
penyalinan.
Naskah
Siksa Kanda Ng Karesian dan Carita Bujangga Manik ditulis di atas daun lontar
dan daun palem. Naskah-naskah lainnya ada pula yang ditulis di daun nipah, daun
enau atau daun kelapa. Cara menulisnya dikerat/digores dengan menggunakan alat
yang disebut peso pagot, sejenis pisau yang ujungnya runcing. Sedangkan
naskah-naskah yang lebih muda menggunakan kertas sebagai pengganti daun dan
ditulis dengan menggunakan tinta.
Sebagian
naskah-naskah itu ada yang tersimpan di museum baik di dalam maupun di luar
negeri. Tetapi sebagian besar lainnya disimpan di rumah penduduk atau
tempat-tempat tertentu yang dikeramatkan karena naskah dianggap sebagai barang
sakral. Pemegangnya juga orang tertentu saja.
Karena
cara penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, adakalanya naskah rusak berat
sehingga tidak bisa terbaca lagi. Naskah di Lengkong, Kuningan misalnya, tahun
1982 masih bisa dibaca. "Tetapi ketika saya datang lagi ke sana pada tahun
1987, naskah sudah tidak bisa direkontruksi lagi," keluh Ekadjati.
Tetapi
ada juga naskah-naskah yang sudah tidak disimpan dengan baik karena ahli
warisnya merasa tidak mempunyai kepentingan lagi. Di Banjaran, sebuah daerah
yang letaknya di Bandung Selatan, naskah yang mereka miliki disimpan di kandang
ayam karena rumah sedang dibongkar. Atau ada pula yang menyimpannya di atas
langit-langit dapur, sehingga warnanya menjadi kuning kehitam-hitaman.
Dengan
cara penyimpanan seperti itu, apalagi berasal dari bahan-bahan yang mudah
lapuk, dalam beberapa tahun saja tidak mustahil naskah-naskah tersebut tidak
akan berbekas lagi, sebelum diteliti. Setelah terlambat, baru kemudian kita
menyadari telah kehilangan sejarah atau kekayaan budaya.
Sebelum
pengalaman pahit ini terjadi, Edi S Ekadjati dengan bantuan Toyota Foundation
kemudian mengabadikannya dalam bentuk mikro film. Sekarang, sekitar 2000 naskah
dari mikro film tersebut dimasukkan ke komputer sehingga suatu saat, bisa
dibuat katalog yang lebih lengkap. Ini melengkapi katalog naskah Sunda yang
sudah ada sekarang, yang memuat 1904 naskah.
DARI
sejumlah naskah tersebut, 95 naskah ditulis dalam huruf Sunda Kuno, 438 ditulis
dalam huruf Sunda-Jawa, 1.060 ditulis dengan huruf Arab (Pegon) dan 311 naskah
lainnya ditulis dengan huruf Latin. Selain itu masih ada 144 naskah yang
menggunakan dua macam aksara atau lebih, yakni Sunda-Jawa, Arab dan Latin.
Dilihat
dari jenis karangannya, naskah sejarah hanyalah sekitar 9 persen dan naskah
sastra sejarah 12 persen. Sebagian besar lainnya, 25 persen berupa naskah
sastra, dan naskah agama 15 persen. Sayang, walaupun jumlahnya banyak, baru
sedikit sekali yang diteliti. Eddi S. Ekadjati memperkirakan baru sekitar
100-125 judul saja yang diteliti. Ini berarti, tantangan untuk para peneliti
dalam meneliti sejarah Sunda masih sangat besar.
Penelitian
tersebut, menurut Edi S. Ekajati, idealnya dilakukan dulu secara filologis
karena ilmu yang menggarap naskah itu ialah filologi. Baru kemudian hasil
suntingan filolog tersebut dijadikan obyek atau bahan studi ilmu-ilmu lain
sesuai dengan jenis isi naskahnya. Sulitnya, sangat sedikit filolog yang
tertarik terhadap naskah Sunda.
Belum
lagi, lebih sedikit lagi yang bisa membaca huruf Sunda Kuno -- itupun sebagian
diantaranya berasal dari disiplin lain. Atja dan Saleh Danasasmita misalnya,
keduanya sudah meninggal. Sedangkan lainnya Ayatrohaedi dan Hasan Djafar
(arkeologi) lalu Kalsum dan Undang A Darsa. Edi S Ekadjati sebenarnya berlatar
belakang sejarah. Tetapi karena minatnya yang besar terhadap sejarah Sunda,
akhirnya mengharuskan ia mendalami filologi, sehingga dia acapkali dijuluki
"berada di dua perahu". Dia mengakui, karena terbatasnya filolog yang
berminat, maka jika seseorang ingin mengetahui sejarah Sunda maka ia harus berada
"di dua perahu".
SEJARAH
Sunda sangat boleh jadi berbeda dibanding sejarah etnis lain di Indonesia
karena daerah ini tidak banyak mewariskan peninggalan berupa prasasti atau
candi, tetapi lebih banyak berupa naskah yang kini tersimpan di museum atau
tempat-tempat lainnya. Di Perpustakaan Nasional saja misalnya, terdapat 89
naskah Sunda Kuno sedangkan yang sudah dikerjakan barulah tujuh naskah.
Tetapi
dari sedikit naskah itu, menurut Edi S. Ekadjati, ternyata sudah memberikan
sumbangan yang sangat besar terhadap sejarah Sunda. Baik mengenai daftar raja
yang memerintah dan masa pemerintahannya serta peristiwa-peristiwa sekitar yang
terjadi pada saat itu, sehingga walaupun belum secara lengkap sudah bisa
disusun raja-raja Sunda yang memerintah selama kurang lebih 800 tahun. Yakni,
sejak Sanjaya yang memerintah pada abad ke-8 sampai Raja Sunda terakhir pada
tahun 1579. Bahkan dengan naskah Siksa Kanda Ng Karesian yang ditulis pada masa
Sri Baduga Maharaja, diketahui beberapa aspek kebudayaan Sunda saat itu. Sri
Baduga Maharaja,dalam cerita rakyat diidentikkan dengan Prabu Siliwangi.
Jalan
untuk menyingkap tabir sejarah Sunda masih panjang. Di Perpustakaan Nasional
saja, masih 82 naskah lagi yang belum digarap. Walau demikian, Edi S Ekadjati
optimis, suatu saat sejarah Sunda bisa disusun lebih lengkap dan jelas. Salah
satu harapannya diletakkan pada jerih payah Ali Sastramidjaja atau Abah Ali,
seorang peminat sejarah Sunda, yang kini sedang menggarap naskah Ciburuy
bersama teman-temannya. (Her Suganda)
B.
Sejarah Pasundan mulai terkuak
Prasasti
koleksi Museum Adam Malik Jakarta, ikut memperkuat dugaan adanya kesinambungan
Kerajaan Pasundan dengan Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah. Bahkan bila
dikaitkan dengan temuan-temuan prasasti di Jawa Barat termasuk temuan tahun 90-an,
prasasti ini ikut memberi titik terang sejarah klasik di Tanah Pasundan yang
selama ini masih gelap.
Kepala
Bidang Arkeologi Klasik pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Dr
Endang Sri Hadiati didampingi peneliti arkeologi spesialis Sunda, Richadiana
Kartakusuma SU, mengemukakan itu saat ditemui Kompas di ruang kerjanya di
Jakarta, Senin (20/2). Keduanya ditemui dalam kaitan dengan Sejarah Klasik
Sunda yang selama ini masih gelap, bila dibanding dengan sejarah klasik di Jawa
Tengah, yang telah mampu memberikan sejarah lebih runtut.
Bila
benar dugaan adanya kesinambungan antara Raja Sunda dan Jawa Tengah ini, maka
ini merupakan asumsi sejarah baru dalam perkembangan sejarah nasional selama
ini. Endang Sri Hadiati menyatakan, kesinambungan atau adanya dugaan hubungan
antara Kerajaan Pasundandan kerajaan di Jawa Tengah itu disebut-sebut dalam
lontar Carita Parahiyangan yang ditemukan Ciamis, Jawa Barat.
Lontar
yang ditemukan tahun 1962 ini mengisahkan tentang raja-raja Tanah Galuh Jawa
Barat. Salah satu lontar dari Carita Parahiyangan yang belum diketahui angka
tahunnya itu di antaranya menyebut nama Sanjaya sebagai pencetus generasi baru
yang dikenal dengan Dewa Raja.
Apa
yang disebut dalam Carita Parahiyangan, menurut Richadiana, ada kesamaan makna
dengan prasasti yang ditemukan di Gunung Wukir, yang berada di antara daerah
Sleman dan Magelang (Jawa Tengah). Prasasti batu abad VII yang kemudian disebut
sebagai Prasasti Canggal itu secara jelas menyebut, bahwa di wilayah itu telah
berdiri wangsa atau kerajaan baru dengan Sanjaya nama rajanya, atau dikenal
kemudian sebagai Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
"Saya
belum berani memastikan adanya kesinambungan Raja Sunda dan Jawa. Yang pasti,
Carita Parihiyangan yang berisi tentang cerita raja-raja Galuh itu, salah
satunya menyebut nama Sanjaya yang membuat kerajaan baru, dan itu sama persis
yang disebutkan dalam prasasti Canggal di Jawa Tengah," tegas Richadiana.
Menurut
Richadiana, dugaan itu diperkuat pula dengan prasasti yang dikoleksi oleh Adam Malik
(almarhum), yang dikenal dengan prasasti Sragen (ditemukan di Sragen Jateng).
Richadiana tidak tahu persis kapan prasasti itu dikoleksi Adam Malik. Yang
pasti, prasasti itu isinya juga bisa menjadi fakta adanya dugaan kesinambungan
antara Kerajaan Pasundan dan Jawa.
Dua
abad hilang
Endang
Sri Hadiati dan Richadiana mengakui, sejarah Pasundan memang masih gelap,
artinya belum mempunyai alur sejarah yang mendekati pasti.
"Tonggak
sejarah klasik Jawa Barat hanya pada 6 buah prasasti Raja Tarumanegara sekitar
abad V. Temuan prasati lain tidak mendukung adanya kelanjutan sejarah, karena
selisih waktunya berabad-abad," tandasnya.
Namun
begitu, jika dicermati dan dikaitkan dengan temuan tahun 90-an ini, sebenarnya
hanya rentang waktu dua abad saja sejarah Klasik Sunda yang hilang, bila
dihitung sejak Raja Tarumanegara, yaitu antara abad ke V - VII.
Richadiana
mengatakan, setelah abad Raja Tarumanegara V sampai abad ke VII memang tidak
ditemukan prasasti. Namun lontar Carita Parahiyangan mengisahkan adanya kehidupan
raja-raja di Tanah Galuh pada abad VII, disusul kemudian adanya temuan prasasti
abad VIII Juru Pangambat. Prasasti ini ditemukan di seputar prasasti
Tarumanegara, yang mengisahkan tentang adanya seorang pejabat tinggi yang
bernama Rakai Juru Pangambat.
Menurut
Richadiana, prasasti Huludayueh yang ditemukan di Cirebon tahun 1990
mengisahkan bahwa antara abad 10 sampai 12 hidup seorang Raja bernama Pakuan.
Sebelum itu ditemukan prasasti di Tasikmalaya yang dikenal dengan prasasti
Rumatak. Prasasti berangka tahun 1.030 ini mengisahkan bahwa pada masa itu
hidup seorang Raja Jaya Bupati.
"Sebenarnya
kalau kita runut prasasti-prasasti itu sudah mengindikasikan adanya urutan
sejarah klasik Sunda. Tidak ada peminat yang mempelajari sejarah klasik orang
Sunda, selain orang Sunda sendiri. Itu yang menyebabkan sejarah Sunda seperti
merana,"tegasnya.
Bersambung
Senin, 21 Januari 2013
Menyingkap tabir nenek moyang kita di Gua Pawon Cipatat
Menyingkap tabir nenek moyang kita di Gua Pawon Cipatat - Diperlukan
waktu kurang lebih setengah jam dari kota Padalarang Kabupaten Bandung Barat
menuju Gua Pawon, untuk mencapai Gua
Pawon kita harus menyusuri jalan raya yang menuju arah Cianjur.
Sesampainya di kampung Cibihbul Desa Gunung Masigit belok kearah kanan menyusuri jalan desa yang biasa digunakan oleh truk truk pengangkut batu, setelah sampai diatas bukit akan ditemukan plang/petunjuk yang mengarahkan kesitus Gua Powon atau bisa bertanya kepada warga sekitar.
Jumat, 18 Januari 2013
Bisnis Online yang Bakal Booming di Tahun Ini
Selain
bisnis konvensional, beragam jenis peluang bisnis online ternyata juga
diprediksi akan semakin booming di tahun ini.
Membuka
lembaran baru di tahun 2013 dengan sebuah peluang usaha baru tentunya
menjanjikan keuntungan cukup besar bagi para pelakunya. Peran infonet yang
semakin hari kian berkembang pesat, ternyata turut mendorong perkembangan trend
bisnis di Indonesia.
Usaha Kecil Menengah atau UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke
jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri
sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil
adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Rabu, 09 Januari 2013
Bernostalgia bersama "SI ARGO PEUYEUM"
Bernostalgia
bersama "SI ARGO PEUYEUM" - Saat ini ia
rutin menelusuri jalur kereta api sepanjang 83 kilometer dengan empat kali
perjalanan per hari. Dari Bandung kereta berangkat pukul 07.50 dan 17.00,
sedangkan dari Cianjur pukul 05.00 dan 13.00. Argo Peuyeum singgah di stasiun
kecil, seperti Tagog Apu, Cipatat, Rajamandala, Ciranjang,
Cipeuyeum, dan Selajambe.
Mendengar
kereta api argo, bayangan yang muncul biasanya adalah kenyamanan, ketepatan
waktu, dan lokomotif relatif baru. Namun, bayangan itu tidak ada pada
"Argo Peuyeum", kereta api jurusan Ciroyom-Cianjur.
Nama Argo Peuyeum bukanlah nama pemberian resmi dari PT KIA,
namun nama tenar dari pengguna setia yang dulunya memang secara umum digunakan
para pedagang peuyeum (tape) dari daerah Cipeuyeum, Ciranjang menuju Bandung.
Nama itu melekat hingga kini.
Berbeda
dengan kereta argo "resmi" yang mampu mengangkut banyak gerbong,
lokomotif berkode BB 30425 ini hanya mampu mengangkut dua gerbong untuk sekitar
600 orang. Alasannya adalah besarnya biaya perawatan lokomotif, minimnya
kemampuan lokomotif menarik penumpang lebih dari 600 orang, serta kontur berat
menanjak, seperti di Rajamandala-Tagog Apu-Cipatat.
keunikan kereta ini yang cukup masyhur adalah karena sifatnya
yang terkadang seperti angkot yang bisa berhenti di mana. Tak perlu turun
di stasiun. Cara itu umum dilakukan masyarakat yang mau turun dekat dengan
rumahnya. Cukup kontak dengan masinisnya, maka anda bisa turun di tempat
kesukaan dengan manis.
Kereta api ini banyak digunakan penumpangnya untuk mengangkut peuyeum (tapai) ke Bandung. Biasanya daerah yang banyak menghasilkan peuyeum adalah Cipeuyeum, Ciranjang, dan Cipatat," kata Rahmat, salah seorang pengguna jasa kereta ini.
Untuk
satu kali perjalanan seorang penumpang hanya membayar Rp 1.000-Rp 1.500.
Meskipun perjalanan Cianjur-Bandung memakan waktu 2-3 jam, tarif itu lebih
murah daripada bus antarkota yang bertarif Rp 20.000-Rp 30.000. Argo Peuyeum
bisa berhenti di mana saja untuk mengangkut atau menurunkan penumpang. Dibangun
tahun 1884
Lokomotif
jenis BB 304 merupakan salah satu jenis kereta api yang sudah jarang digunakan.
Lokomotif buatan Krupp, Jerman, ini biasanya dibuat tahun 1960-an. Lebar badan
2.800 milimeter dan tinggi maksimum 3.660 mm. Saat ini mayoritas kereta api di
Bandung menggunakan tipe CC.
Selain
itu, jalur rel kereta api Ciroyom-Cianjur adalah yang tertua di Jawa Barat. Rel
kereta berukuran R33 dengan bantalan kayu ini dibangun tahun 1884. Keberadaannya
merupakan bagian dari alur transportasi utama Belanda. Berdasarkan buku
Spoorwegstations op Java, rel Cianjur-Ciroyom merupakan bagian dari jalur
strategis Batavia-Bekasi-Tjikampek-Padalarang-Bandoeng.
Papierfabriek
Padalarang
Stasiun
kecil sepanjang jalur ini juga menyimpan sejarah, di antaranya Padalarang
(1902) dan Cimahi (1904). Stasiun Padalarang merupakan akses penting bagi
Pabrik Kertas Padalarang atau Papierfabriek Padalarang, pabrik kertas pertama
di Indonesia, yang didirikan tahun 1922.
Adapun
Stasiun Cimahi berperan besar menghubungkan Cimahi dengan kota lain pada masa
kolonial Belanda. Saat itu Cimahi merupakan pusat militer Belanda di Indonesia.
Wisata alam dalam perjalanan Ciroyom-Cianjur tidak kalah memesona. Setidaknya
ada tiga karakteristik pemandangan yang bisa dinikmati.
Perjalanan
Stasiun Ciroyom-Padalarang didominasi wilayah perkotaan, lengkap dengan
pemandangan kepadatan perumahan. Setelah itu, giliran wisata geologi di
Padalarang-Cipatat. Penumpang bisa merasakan sensasi letusan Gunung Sunda,
karst Rajamandala yang membentang dari Padalarang hingga Sukabumi, atau akses
menuju penemuan manusia prasejarah pertama di Jabar, Goa Pawon.
Pemandangan
ketiga adalah jalur Cipatat-Cianjur. Di sini hamparan sawah serta pemandangan
Sungai Citarum dan Cisokan menjadi primadona. Menurut Kepala Stasiun Cianjur
Iwan GN, wisatawan direkomendasikan datang pada Mei-Agustus. Saat itu padi
mulai menguning sehingga membuat pemandangan semakin indah.
"Sayang,
jalur Cianjur-Lampegan ditutup karena berpotensi longsor. Padahal, perjalanan
kereta api melewati terowongan kuno Lampegan (1882) dan akses menuju kawasan
megalitik Gunung Padang," kata Iwan. Menurut Kepala Pusat Perencanaan
dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) Institut Teknologi Bandung Budi
Brahmantyo, dengan segala potensi wisata tersebut, sebaiknya jalur
Ciroyom-Cianjur diberdayakan.
Rencana
ini mulai dibicarakan P-P2Par bersama PT Kereta Api Daerah Operasi II Bandung.
Namun, ia mengakui, masih banyak yang harus dibenahi, di antaranya persoalan
penyediaan kereta api dan 12 titik rawan longsor di sepanjang jalur itu. Tapi
katanya sekarang eeeh malah Siargo peuyeum
itu dimatikan pengelolanya. Paraah tidak bisa memanfaatkan kesem
JADWAL
KEBERANGKATAN SI ARGO PEUYEUM
Jadwal KA
326 Cianjur – Padalarang
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Cianjur
|
-
|
05.00
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Ciranjang
|
05.24
|
-
|
Cipeuyeum
|
05.36
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipatat
|
05.58
|
-
|
Tagogapu
|
06.20
|
-
|
Padalarang
|
06.33
|
-
|
Jadwal KA
327 Padalarang - Cianjur
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Padalarang
|
-
|
08.30
|
Tagogapu
|
08.41
|
-
|
Cipatat
|
09.30
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipeuyeum
|
09.25
|
-
|
Ciranjang
|
09.38
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cianjur
|
10.04
|
-
|
Jadwal KA
328 Cianjur - Padalarang
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Cianjur
|
-
|
11.30
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Ciranjang
|
11.54
|
-
|
Cipeuyeum
|
12.06
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipatat
|
12.28
|
-
|
Tagogapu
|
12.50
|
-
|
Padalarang
|
13.03
|
-
|
Jadwal KA
329 Padalarang - Cianjur
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Padalarang
|
-
|
16.30
|
Tagogapu
|
16.41
|
-
|
Cipatat
|
17.03
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipeuyeum
|
17.25
|
-
|
Ciranjang
|
17.38
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cianjur
|
18.04
|
-
|
Jadwal KA
326 Cianjur – Padalarang
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Cianjur
|
-
|
05.00
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Ciranjang
|
05.24
|
-
|
Cipeuyeum
|
05.36
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipatat
|
05.58
|
-
|
Tagogapu
|
06.20
|
-
|
Padalarang
|
06.33
|
-
|
Jadwal KA
327 Padalarang - Cianjur
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Padalarang
|
-
|
08.30
|
Tagogapu
|
08.41
|
-
|
Cipatat
|
09.30
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipeuyeum
|
09.25
|
-
|
Ciranjang
|
09.38
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cianjur
|
10.04
|
-
|
Jadwal KA
328 Cianjur - Padalarang
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Cianjur
|
-
|
11.30
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Ciranjang
|
11.54
|
-
|
Cipeuyeum
|
12.06
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipatat
|
12.28
|
-
|
Tagogapu
|
12.50
|
-
|
Padalarang
|
13.03
|
-
|
Jadwal KA
329 Padalarang - Cianjur
Stasiun
|
Waktu Kedatangan
|
Waktu Keberangkatan
|
Padalarang
|
-
|
16.30
|
Tagogapu
|
16.41
|
-
|
Cipatat
|
17.03
|
-
|
Rajamandala
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cipeuyeum
|
17.25
|
-
|
Ciranjang
|
17.38
|
-
|
Selajambe
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Tipar
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Maleber
|
Berhenti Sebentar
|
-
|
Cianjur
|
18.04
|
-
|