Koperasi sebagai
alat perjuangan ekonomi rakyat ternyata mampu mencapai kelas dunia sejalan
dengan globalisasi. Setidaknya, terdapat 300 koperasi global yang mampu
menciptakan penjualan dan aset miliaran dollar dan menjadi korporasi global.
Keberhasilan koperasi global didukung oleh penerapan prinsip-prinsip koperasi
secara tepat dan kaedah bisnis modern.
Koperasi Indonesia masih jauh dari kategori kelas dunia, namun potensial menjadi kelas dunia sepanjang perubahan mindset terjadi baik dari sisi pemerintahan maupun dari sisi koperasi untuk memanfaatkan peluang perubahan tatanan ekonomi, seperti pembentukan AEC dan perdagangan bebas.
sebagai lembaga
keuangan rakyat. Pada tahun 2012 sebagai “tahun koperasi internasional” merupakan
kesempatan menunjukkan pada level global bahwa model koperasi memberikan
kontribusi besar pada perekonomian dan kehidupan sosial.
Tahun 2010
merupakan masa terjadinya pemulihan ekonomi dari krisis dengan ekspansi 148
negara sebesar $5.3 triliun dengan kontributor terbesar adalah China (17%), AS
(10%), Brazil (9%), Jepang (8%), dan India (5%). Sedangkan kontraksi ekonomi
terbesar terjadi pada negara-negara Perancis (22%), Italia (18%), Spanyol
(17%), Venezuela (10%), dan Jerman (7%).
China dengan kemampuan
penetrasi globalnya mampu menumpuk cadangan devisanya lebih dari US $1.5
triliun. Setelah tahun 2010, imbas krisis Eropa akan terasa di Indonesia.
Selama semester I tahun 2012, nilai tukar rupiah melemah dan neraca perdagangan
semakin defisit.
Format kenegaraan
RI dalam urusan pembangunan koperasi, seyogianya mampu membawa koperasi menjadi
koperasi global dengan skala usaha besar. Faktanya, sampai saat ini belum ada
satupun koperasi Indonesia yang mengglobal.
Berdasarkan
statistik, pada tahun 2011, jumlah koperasi Indonesia telah mencapai lebih dari
188 ribu unit dengan anggota sebanyak lebih dari 30 juta orang. Sebanyak 30%
dari jumlah koperasi tersebut adalah koperasi tidak aktif. Total volume usaha
(penjualan atau omzet) dari semua koperasi Indonesia tahun 2011 hanya Rp95.06
triliun dengan aset Rp75.48 triliun.
Dengan nilai
ekonomi itu, rata-rata penjualan per koperasi pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp71.12 juta dan aset per koperasi Rp447.98 juta. Angka ini bila dibandingkan
dengan penjualan the 300 Global Cooperative sangat rendah, artinya
sangat sulit bagi koperasi Indonesia untuk menembus skala koperasi global.
Keberadaan koperasi
Indonesia dewasa ini didukung oleh kehadiran sebanyak 69,748 koperasi dalam
bisnis jasa keuangan dengan aset Rp23.06 triliun dan volume usaha sebesar
Rp30.00 triliun mencakup 6.58 juta anggota. Keterlibatan pemerintah yang sangat
besar dalam pembangunan koperasi menjadikan koperasi sebagai instrumen
pelaksanaan dari program pemerintah. Misalnya, kompensasi naiknya harga BBM
disalurkan melalui koperasi. Bantuan sosial dalam bentuk penyaluran dana
langsung ke koperasi salah satu bentuk politisasi anggaran pemerintah.
Klaim keberhasilan
pembangunan koperasi oleh pemerintah akhirnya menjadi pertanyaan karena jumlah
orang miskin Indonesia pada tahun 2011 masih sangat banyak, yakni 32 juta
orang. Kaitan keanggotaan koperasi dan tingkat kemiskinan daerah juga rendah,
probabilitas keterkaitannya hanya 15.15% (Situmorang, 2011).
Apakah jumlah anggota
koperasi sebanyak 30 juta orang itu merupakan anak-gugus dari jumlah orang
miskin sebanyak 32 juta orang, masih perlu pembuktian empirikal. Di samping
itu, bisnis koperasi belum signifikan mampu mengangkat koperasi sebagai
korporasi. Harapan tampaknya ada pada koperasi di sektor jasa keuangan yang
secara nyata muncul sebagai kekuatan baru dalam sistem keuangan mikro
Indonesia.
Secara kuantitas,
perkembangan bisnis koperasi di Indonesia termasuk kategori rendah. Pertumbuhan
perkoperasian selama tahun 2004 – 2011 baik jumlah koperasi maupun anggota,
hampir konstan, yakni sekitar 5% dan 2%. Sedangkan perkembangan ekonomi yang
ditunjukkan aset dan volume usaha hampir sama, yakni masing-masing 14.76% dan
15.49%.
Pertumbuhan ini
adalah pertumbuhan nominal. Bila dikoreksi dengan tingkat inflasi maka
pertumbuhan ekonomi rilnya lebih rendah lagi. Perkembangan koperasi memang
menghadapi tantangan yang tinggi dan kelemahan internal yang juga cukup tinggi.
Sinaga dkk (2006) menggambarkannya seolah berlayar dalam sejuta tantangan di
tengah lingkungan yang berubah. Birokrasi yang semestinya menciptakan sistem
yang efisien, sepertinya menyumbang ketidak-efisienan.
Sebelum dan setelah
reformasi, format birokrasi yang mengurusi pembangunan koperasi belum
sepenuhnya sesuai (Sijabat, 2010; Effendi dan Subandi, 2010; Situmorang, 2012).
Bahwa bisnis koperasi sudah jalan “ya” tetapi orientasi bisnis belum
internasional. Dengan kata lain “mindset” menjadi kendala utama koperasi
menjadi koperasi besar berskala global.
Gambaran koperasi
yang dianggap sudah masuk dalam skala besar dapat terlihat di Jawa Tengah yang
termasuk daerah yang koperasinya banyak dan berperan secara lokal. Dengan
mengambil sampel sebanyak 35 koperasi, Tabel 3 menampilkan apa itu koperasi
yang berskala besar.
Jumlah anggota
rata-rata per koperasi adalah 8,550 orang yang berada di antara jumlah minimal
21 orang sampai maksimal 52,089 orang. Jumlah anggota ini cukup tinggi dan
sesuai dengan harapan bahwa koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan
modal. Dengan keanggotaan itu, aset koperasi skala besar di Jawa Tengah
rata-rata per koperasi adalah Rp161.11 miliar dan menciptakan penjualan
rata-rata sebesar Rp162.42 miliar. Ciri-ciri koperasi ini adalah perputaran
bisnis yang masih rendah, budaya organisasi bisnis yang belum mapan, kualitas
sumberdaya manusia yang masih rendah, dan orientasi paling jauh pada pasar
regional.
Menyadari
pentingnya koperasi berskala besar, pemerintah RI, khususnya Kementerian KUKM
meluncurkan ide dan program Koperasi Skala Besar (KSB) pada tahun 2010. Program
KSB dimunculkan dengan alasan bahwa koperasi tidak selalu identik dengan urusan
bisnis skala kecil, tradisional, dan lokal.
Koperasi juga bisa
menjadi korporasi raksasa, modern, dan internasional. Untuk itu, pemerintah
mengarahkan agar terbentuk sedikitnya 99 koperasi yang berkualifikasi skala
besar pada tahun 2010. 8 Hasil dari program
KSB ini masih belum nyata terlihat, kecuali adanya sosialisasi yang semakin
menyadarkan para pelaku koperasi akan pentingnya mengubah wawasan koperasi
menuju koperasi kelas dunia.
Dengan berlakunya
perjanjian bilateral dan multilateral, khususnya menyangkut Free
Trade Area (FTA) antara Indonesia dan negara lain, termasuk ASEAN China FTA
(ACFTA) dan juga AEC, akan terjadi integrasi pasar dan terbuka peluang besar
dalam bisnis interregional menuju global. Menurut teori perdagangan internasional,
integrasi pasar akan memunculkan “trade creation”, dimana setiap negara
akan sama-sama memperoleh manfaat dari integrasi pasar. The ASEAN Charter memastikan
berdirinya AEC pada tahun 2015 yang akan membentuk komunitas politik dan
keamanan ASEAN, komunitas ekonomi ASEAN (AEC), dan komunitas sosial budaya
ASEAN.
AEC terdiri dari
empat pilar, yakni single market and production base (pasar tunggal dan
basis produksi), competitive economic region (kawasan ekonomi berdaya
saing tinggi), equitable economic development (pembangunan ekonomi yang
merata), dan integration into global economy (integrasi ke dalam ekonomi
global). Menurut Amri (2012) bahwa total PDB negara ASEAN-10 dalam AEC mencapai
US $1532.20 miliar atau Rp13,789.80 triliun dengan total populasi sebanyak
591,15 juta orang.
Pada tahun 2010,
total perdagangan dalam ASEAN mencapai US $519.81 miliar dengan pertumbuhannya
38.2%. Total perdagangan ke luar ASEAN mencapai US $1,525.93 miliar dengan
pertumbuhannya 31.5%. Aliran FDI (Foreign Direct Investment) dalam ASEAN
mencapai US $12.28 miliar sementara dunia sebesar US $63.93 miliar.
Pelaku bisnis harus
berpacu untuk merebut pangsa pasar regional. Posisi koperasi dan UKM dalam
merebut pasar AEC sangat penting karena pilar equitable economy development mengharuskan
pengembangan UKM. Semestinya Indonesia bisa menjadi negara unggulan dalam
ekonomi dan politik mengingat posisi Indonesia yang sangat strategis.
Sebagai negara
dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat dunia, wilayah sangat luas dengan
sumberdaya alam yang banyak, dengan 20 negara terbesar PDB, Indonesia harus
mampu menempatkan koperasinya sebagai pelaku bisnis global, setidaknya pada
level Asia. Sayangnya, sampai saat ini posisi Indonesia dalam persaingan global
masih rendah, hanya unggul atas Kamboja, Laos, dan Myanmar.
Percepatan
reformasi birokrasi dan perubahan “mindset” merupakan salah satu syarat
mutlak untuk mendorong koperasi menjadi korporasi kelas dunia sejalan dengan
perjanjian bilateral dan multilateral. Kementerian KUKM sebagai
pengemban birokrasi utama pembangunan koperasi hendaknya mampu berubah
(transformasi) mengikuti perubahan yang terjadi secara domestik dan global agar
menjadi lembaga pelayanan di tingkat pusat dan daerah.
Sesungguhnya
Kementerian KUKM dapat meniru format kementerian di Jepang yang mengutamakan
partisipasi semua pihak dalam pembangunan UKM-nya sehingga UKM-nya mampu
menjadi aktor utama dalam sistem industri pendukung, sebagaimana juga China
yang sangat dominan dalam produk ekspor global dengan mengandalkan UKM .
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q
agen poker terbesar dan terpercaya IONQQ. pin BB : 58ab14f5
BalasHapussilahkan daftar dan dapatkan keuntungan yang besar dengan bermain di IONQQ.GAMES
CUMA di EDENPOKER yang kasih kamu uang jajan banyak dengan GAMPANG! Menangkan belasan hingga puluhan juta rupiah hanya di EDENPOKER!
BalasHapusAda bonus 10.000 juga GRATIS LHO!
BURUAN DAFTAR sekarang juga hanya di www. EDENPOKER. biz
Numpang ya bossku ^^
BalasHapusHANYA DI KENARI POKER BANYAK BONUSNYA BOSSKU
Bonus Welcome Untuk New Member:
- Bagi deposit Rp.10,000 - Rp.14,999 Bonus Rp.5.000
- Bagi deposit Rp.15,000 - Rp.24,999 Bonus Rp.10.000
- Bagi deposit Rp.25,000 - Rp.49,999 Bonus Rp.15.000
- Bagi deposit Rp.50,000 - Rp.99,999 Bonus Rp.20.000
- Bagi deposit Rp.100,000 ke atas Bonus Rp.25.000
- Bonus next deposit 5% untuk deposit Rp.50.000
REAL PLAYER VS PLAYER !!!