Bagi anda yang
belum mengetahui tentang cara budidaya jamur tiram yang baik, disni saya
akan mencoba membahas sedikit tentang tata cara budidaya jamur tiram. Jamur
tiram yang memiliki nama latin Pleurotus ostreatus adalah spesies tanaman yang
pohonnya kerdil, memiliki hanya satu daun yang warnanya putih mirip topi dan pohon nya
sangat lunak
Jamur tiram memiliki
kandungan vitamin yang sangat tinggi dan kaya akan protein. Jamur tiram atau
Pleurotus ostreatus merupakan jamur yang dapat dikonsumsi dan memiliki
ciri-ciri umum yaitu:
pohonnya yang berwarna putih hingga krem, serta memiliki
tudung yang berbentuk lingkaran mirip dengan cangkang tiram.
Umumnya jamur tiram
mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yaitu secara
aseksual dan juga secara seksual. Secara umum reproduksi aseksual terjadi
melalui jalur spora yang terbentuk secara endogan pada kantung spora atau
sporangiumnya.
Sedangkan secara
seksual, reproduksi jamur tiram terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang
bertindak sebagai gamet jantan dan betina dan kemudian membentuk zigot yang
akan tumbuh menjadi primodia dewasa.
Cara Budidaya Jamur
Tiram
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa budidaya jamur tiram memiliki bebera keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya, sehingga budidaya jamur tiram ini sendiri dapat dikelola secara usaha sampingan maupun usaha ekonomis dengan skala kecil, sedang dan besar.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa budidaya jamur tiram memiliki bebera keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya, sehingga budidaya jamur tiram ini sendiri dapat dikelola secara usaha sampingan maupun usaha ekonomis dengan skala kecil, sedang dan besar.
Dalam budidaya
jamur tiram akan ditemukan beberapa bagian penting yang akan dilalui, yaitu
mulai dari persiapan budidaya, peralatan yang digunakan dalam membudidayakan
jamur tiram, proses dan teknik budidaya, serta sampai pada proses pemanenan.
Berikut adalah cara budidaya jamur tiram, mari kita mulai dari persiapannya terlebih dahulu:
1. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Dalam persiapan
budidaya jamur tiram ini yang perlu dipersiapkan adalah bangunan atau ruangan
untuk tempat mengembangbiakkan atau membudidayakan jamur tiram.
Dalam hal ini
bangunan atau ruangan rumah juga bisa digunakan sebagai tempat budidaya jamur
tiram, namun yang paling penting yang harus diketahui terkait ruangan
pembudidayaan jamur tiram ini terdiri dari:
A. Ruangan
Persiapan Ruangan ini digunakan untuk melakukan berbagai kegiataan awal
budidaya jamur tiram, seperti kegiatan pengayakan, pencampuran pewadahan, dan
juga sterilisasi.
B. Ruang Inokulasi
Ruangan inokulasi duganakan untuk tempat menanam bibit pada media tanam,
ruangan ini harus mudah dibersihkan, serta ruangan juga harus tidak banyak
memiliki ventilasi yang dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi dari mikroba.
C. Ruang Inkubasi
Ruangan ini berfungsi untuk menumbuhkan meselium jamur pada media tanam yang
sudah di inokulasi. Kondisi ruangan ini harus diatur dengan suhu antara 22-29
drajat celcius dan dengan kelembaban 60-80 persen. Ruangan ini juga harus
dilengkapi dengan rak-rak yang terbuat dari bambu untuk menempatkan media tanam
dalam kantong plastik yang sudah di inokulasi.
D. Ruang Penanaman
Ruangan ini digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini
dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot atau pengabutan.
Pengabutan bertujuan untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi
optimal yaitu 16-22 derajat celcius dengan kelembaban 80-90 persen.
2. Peralatan dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Dalam pembudidayaan
jamur tiram, maka peralatan- peralatan yang harus dipersiapakan terdiri dari
mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, dan
centong.
Sementara bahan-
bahan yang perlu dipersiapkan adalah serbuk kayu, bekatul atau dedak, kapur
CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik,
karet, kapas, dan cincin plastik.
3. Proses Budidaya Jamur Tiram
Dalam proses
budidaya jamur tiram ini, maka beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya
adalah sebagai berikut:
A. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapakan diantaranya adalah serbuk gergaji, bekatul,
kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
B. Pengayakan
Serbuk kayu yang sudah diperoleh sebaiknya dilakukan pengayakan. Hal ini
dimaksudkan agar tingkat keseragaman serbuk terjaga dengan baik agar tingkat
pertumbuhan misela akan merata. Media pengayak serbuk kayu dapat dibuat sama
dengan ukuran mengayak pasir. Dalam proses pengayakan perlu menggunakan masker
karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
C. Pencampuran
Bahan- bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan
serbuk gergaji dan selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-60 persen atau
bila kita kepal serbuk tersebut sudah menggumpal, tetapi tidak keluar air. Hal
ini menandakan bahwa kadar air sudah cukup.
D. Pengompresan
Pengompresan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun
campuran serbuk kayu gergaji dan kemudian menutupnya dengan plastik.
E. Pembungkusan
(pembuatan baglog)
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan plastik
polipropilen dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus, yaitu dengan
memaskukkan media kedalam plastik dan kemudian dipukul atau ditumbuk sampai
padat dengan botol atau menggunakan filler dan kemudian dismpan.
F. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat celcius selama 12 jam.
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat celcius selama 12 jam.
G. Inokulasi
(Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam
media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah
sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan
mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian
diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik
yaitu: - Varitas unggul - Umur bibit optimal 45 – 60 hari - Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
H. Inkubasi (masa
pertumbuhan miselium)
Jamur Tiram Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara
menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan
hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih
merata antara 40 – 60 hari.
4. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan
setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya
dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Demikianlah proses budidaya jamur tiram yang bisa kami sampaikan kepada Anda.
Selamat mencoba
semoga sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di blog UMKM CIPATAT. Sudah baca artikelnya?, silahkan beri komentar dibawah. Dan berkomentarlah yang santun, No SARA atau Ejekan. Mohon untuk tidak melakukan spam yang tidak ada hubungannya dengan isi blog UMKM Cipatat. Jangan ragu untuk copy paste....kalau artikel ini dirasa bermanfaat, silahkan berbagi dengan yang lain dan selalu ingat dengan UMKM Cipatat.......OK !