Sektor
usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) yang selama ini kurang diperhatikan
justru mampu bertahan dalam kondisi krisis. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
UMKM merupakan pilar utama perekonomian Indonesia pada masa krisis.
Terkait usaha pemerintah terhadap keseimbangan
keuangan ekonomi global yang terjadi sekarang ini,
kebijakan menaikkan harga BBM tentunya akan sangat memberatkan dan berdampak pada sektor UMKM, khususnya pengusaha dan masyarakat. Bagaimanapun juga kenaikan harga BBM itu memaksa industri agar tidak mengalami kerugian.
keuangan ekonomi global yang terjadi sekarang ini,
kebijakan menaikkan harga BBM tentunya akan sangat memberatkan dan berdampak pada sektor UMKM, khususnya pengusaha dan masyarakat. Bagaimanapun juga kenaikan harga BBM itu memaksa industri agar tidak mengalami kerugian.
Ada beberapa faktor yang akan terganggu akibat naiknya harga BBM,
di antaranya adalah produksi, distribusi, dan pemasaran. Dari sisi produksi,
mereka akan semakin kerepotan mendapatkan bahan baku dan kesulitan dalam proses
produksi karena mahalnya harga BBM.
Sementara dari sisi distribusi akan tersendat karena naiknya biaya
transportasi. Lalu, dari sisi pemasaran akan semakin sulit mendapatkan konsumen
karena lemahnya daya beli masyarakat.
Karena itu, tidak berlebihan memang jika perhatian diarahkan pada
UMKM. Sebab, UMKM ternyata memiliki daya survival yang tinggi dan
mampu bertahan hidup di tengah berbagai kesulitan serta keterbatasan. Dalam
hal ini, UMKM dengan caranya sendiri mampu mengatasi banyak masalah secara
lebih dinamis dalam menghadapi perkembangan pasar
Meski demikian, perlu disadari bahwa bantuan kredit dari
pemerintah terhadap pelaku usaha (khususnya pengusaha kecil) masih terbatas,
sehingga pemerintah harus memilah-milah mana yang harus benar-benar
diprioritaskan. Salah satu contoh mengenai upaya membesarkan kredit yang kecil
yaitu program kemitraan/bapak angkat, yang menyediakan dana untuk dikreditkan
kepada mereka yang membutuhkan.
Tentulah sangat beruntung sekali pengusaha kecil yang mendapatkan
tambahan modal atau memperoleh bagian dari dana itu. Akan tetapi, sayangnya
jumlah yang mereka dapatkan sangat minim dibandingkan para pengusaha
besar dan mungkin juga tidak akan memberikan banyak kesempatan kepada sebagian
besar pengusaha kecil.
Mungkin karena ia kecil, maka pengusaha kecil tidak mampu
bersuara. Dalam mendapatkan modal, ia harus melewati beberapa portal (jalan
sempit kredit kecil). Jika mengalami kemacetan dalam pembayaran, jaminannya
akan segera disita, tidak seperti yang besar. Meski utangnya sudah besar tidak
akan dimacetkan, karena bank pemerintah akan semakin rugi melaksanakan
kebijakan itu.
Di sisi lain, kita juga tidak boleh berprasangka buruk terhadap
upaya pembangunan yang telah dilaksanakan. Sudah waktunya pengusaha kecil
bangun dari tidur, melihat masa depannya serta mendukung upaya pemerintah dan
membangun roda perekonomian Indonesia yang kokoh. Sehingga nantinya UMKM tidak
dipandang sebelah mata lagi.
Dalam mendorong sektor UMKM, perbankan nasional juga telah banyak
berkiprah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan The
International Microcredit Year 2005 di New York. Kita patut berbangga karena
Indonesia merupakan salah satu delegasi yang tampil di sana.
Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan internasional atas upaya
bangsa Indonesia dalam memberikan layanan kepada masyarakat miskin yang
berpenghasilan rendah yang berada di sektor UMKM.
Adanya peran pemerintah dalam pembangunan industri tentunya sangat
diperlukan karena pembangunan sektor industri itu tidak terlepas dari
pembangunan sektor lain. Dalam hubungan timbal balik ini, peranan sektor
industri adalah memperluas lapangan kerja dan menghasilkan barang-barang
kebutuhan. Sedangkan sektor lain menunjang tercipta iklim usaha yang kondusif
bagi industri.
Karena itu, untuk mengatasi krisis tersebut, kita membutuhkan
solusi, alternatif lain, dan menempatkan pada proses kepercayaan. Kepercayaan
di dunia usaha (bisnis) merupakan harga mahal dan menjadi beban bagi UMKM.
Karena UMKM harus memaksakan dirinya agar memperoleh kepercayaan dari penyalur
kredit.
Sekarang yang dibutuhkan adalah paradigma terbalik dari semua itu,
yakni pihak penyalur kredit adalah orang-orang yang dipercaya dan percaya
kepada UMKM. Bukan UMKM yang harus berjuang mendapatkan kepercayaan, tapi
mereka adalah orang-orang yang dipercaya.
Di sisi lain, sektor perbankan syariah sebagai lembaga yang
berorientasi terhadap kemaslahatan umat harus menempatkan dirinya sebagai
lembaga yang berpihak terhadap usaha kecil. Karena berangkat dari yang kecil
ini, usaha-usaha yang ada dapat berkembang pesat dan menjadi besar.
Ketakutan terhadap bank konvensional dan image miring terhadap
dunia perbankan yang berpihak sejatinya dapat diambil alih oleh perbankan
syariah sebagai lembaga pilihan alternatif masyarakat kecil.
Jangan sampai perbankan syariah yang sangat digembar-gemborkan
justru menjadi menara gading yang sulit dijangkau. Besar namanya, namun minim
dalam aksinya. Bentuk kepercayaan yang menjadi komitmen bersama dalam membangun
perekonomian kita. Pro terhadap UMKM adalah bentuk untuk membangun basis
perekonomian yang bertumpu dari bawah. Perbankan syariah memiliki potensi ke
arah itu.
Program pemerintah terhadap pemberdayaan masyarakat kecil melalui
ekonomi bergulir adalah langkah yang tepat. Namun, di samping itu juga persepsi
masyarakat terhadap bantuan yang ada harus diubah. Bahwa bantuan itu bukanlah
ikan, tapi pancing. Yang mencoba memberikan rangsangan terhadap masyarakat
untuk lebih memandang masa depan dengan usaha-usaha yang keras.
Dengan semangat kompetitif, akuntabilitas, dan transparansi
masyarakat kecil diajarkan untuk mengembangkan usaha yang selama ini mungkin
terlena dengan angin-angin surga. Memberdayakan masyarakat dan memasyarakatkan
pemberdayaan adalah langkah konkret dalam mengembangkan ekonomi kita.
Ekonomi yang bertumpu pada kekuatan masyarakat melalui
pemberdayaan UMKM dan kreativitas masyarakat kecil. Kecil tapi banyak adalah
potensi, bukan dilemahkan dan diberangus dengan sistematis melalui kemiskinan
terstruktur yang rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di blog UMKM CIPATAT. Sudah baca artikelnya?, silahkan beri komentar dibawah. Dan berkomentarlah yang santun, No SARA atau Ejekan. Mohon untuk tidak melakukan spam yang tidak ada hubungannya dengan isi blog UMKM Cipatat. Jangan ragu untuk copy paste....kalau artikel ini dirasa bermanfaat, silahkan berbagi dengan yang lain dan selalu ingat dengan UMKM Cipatat.......OK !